<BGSOUND SRC="http://www.geocities.com/a_dhien7/nasyid/kacapisuling.mp3">

.: Old & Wise :.

Tuesday, August 09, 2005

Gadis Cantik yang Begitu Mencintaiku

Gadis Cantik yang Begitu Mencintaiku

Penulis: Abu Aufa*

*Pelajar, serta Abi dari Aufa (almarhum) dan Asy-Syifa





Aku terpekur dalam cinta ketika menatap wajahmu

Dibalut sunyi yang khusyuk, jiwa dan raga semakin merunduk

Duhai cahaya mataku...

Adakah dikau selalu meneduhkan hati, pelipur rindu?





Mata indahnya sering kali menatapku dengan kerinduan membuncah. Binar dari balik tirai lentik bulu mata itu pun senantiasa ada jutaan pendar cinta. Selalu pula bibir mungilnya terukir sebentuk senyum merekah. Tak lama kemudian, ia akan menghambur ke pelukan. Mendekapku dengan manja seraya memberikan ciuman di pipi kiri dan kanan, muaaah.



Gadis cantik itu begitu mencintaiku dan selalu ingin bersama. Setiap ada kesempatan, diikutinya langkah kaki ini saat akan melangkah pergi. Karena itu wajahnya tak urung cemberut ketika melihatku harus pergi ke kampus. Namun dari balkon lantai dua International House, ia tak pernah lupa melambaikan tangan. Ketika malam menjelang dan kemudian terdengar bel berdentang, gadis itu dengan setengah berlari menuju ke arah pintu. Bersorak girang, kemudian mencium tangan untuk menyambut kepulanganku.



Terkadang pula ia telah terlelap di tempat tidur ketika aku terpaksa pulang di malam yang larut. Sejenak aku terpekur di sisinya untuk sekedar menikmati wajahnya yang damai dan bahagia. Karena rasa rindu serta cinta, selalu kubelai rambutnya yang bergelombang. Tak lupa kecupan lembut di keningnya.



Cinta memang tumbuh dan berkembang karena yang dicintai selalu ada di samping kita. Karena itulah, di hari libur sering kami habiskan waktu bersama. Satu sepeda berdua, menikmati indahnya kota tua Iizuka. Ia pun senang jika mendengarkan aku berdendang. Tak jarang pula mulutnya mencoba menirukan lagu yang kunyanyikan.



Koen ni, hei! Ikimashou, hei... hei... (Hei, mari pergi ke taman)

Minna de ikimashou, let's go! (Mari pergi bersama-sama, ayo!)



Sering pula berganti dengan nasyid Persembahan-nya Izzatul Islam.



Allahu akbar, Allahu akbar (3x)



Jalan ini jalan panjang penuh aral nan melintang

Namun jua kau lalui tuk Illahi

Walaupun rasa terdera raga berpeluh terluka

Langkah tak surut berpacu tuk syahid jalan dituju



Terdengar jernih suaranya mengikuti. Tak jelas kata terucap, hanya teriakan huwaa... ba!!! Menirukan takbir Allahu Akbar!!!



Gadis cantik itu mencintaiku karena aku pun mencintainya. Bukankah cinta sejati senantiasa terbalas pula dengan cinta? Apatah lagi ia adalah cahaya mataku yang cantik, amanah cinta kami berdua, Zafirah Asy-Syifa. Tentu saja ia laksana putri raja nan jelita bagi Abi dan Ummi-nya, karena setiap buah hati kita pastilah yang tertampan atau tercantik di dunia. Mereka pun anugerah terindah dan berharga bagi setiap orang tua. Lahir dan tumbuh karena kemahasempurnaan Sang Pencipta.



Pun, Rasulullah SAW pernah mengingatkan bahwa pada setiap pohon terdapat buah dan buahnya hati adalah anak. Bahkan, Allah SWT tak akan mengasihi mereka yang tidak mengasihi anaknya, karena itulah aku belajar mendidik Asy-Syifa dengan kasih dan cinta. Dan aku yakin pula, seorang anak juga akan belajar dari apa yang orang tua ajarkan terhadap dirinya.



Sebagaimana mereka tumbuh dalam cacian, maka ia akan menjadi orang yang gemar mencaci. Bila tumbuh dalam keluarga yang kering terhadap apresiasi, akan sulit rasanya berharap ia memberikan juga apresiasinya kepada orang lain. Dan jika anak tersebut tumbuh dalam nuansa penuh curahan kasih sayang dan cinta, kelak ia pun akan menjadi seseorang yang senang mencintai.



Nak...

Kalaulah engkau tahu, begitu besar cintaku kepadamu. Dan, aku pun sadar akan cintamu kepadaku. Cintailah aku sebagaimana aku pun mencintaimu. Namun, semoga itu tak melalaikan cinta kita kepada Sang Pemilik Cinta, karena aku dan dirimu tak akan pernah ada jika bukan karena cinta-Nya.



Wallahu a'lamu bish-shawaab.



Catatan:

Iizuka: nama sebuah kota kecil yang terletak di tengah-tengah Fukuoka Prefecture, Pulau Kyushu, Jepang.

Kisah Sedih Pencuci Piring

Siapa yang paling berbahagia saat pesta pernikahan berlangsung? Bisa
jadi kedua mempelai yang menunggu detik-detik memadu kasih. Meski
lelah menderanya namun tetap mampu tersenyum hingga tamu terakhir pun.
Berbulan bahkan hitungan tahun sudah mereka menunggu hari bahagia ini.
Mungkin orang tua si gadis yang baru saja menuntaskan kewajiban
terakhirnya dengan mendapatkan lelaki yang akan menggantikan perannya
membimbing putrinya untuk langkah selanjutnya setelah hari pernikahan.
Atau bahkan ibu pengantin pria yang terlihat terus menerus sumringah,
ia membayangkan akan segera menimang cucu dari putranya. "Aih, pasti
segagah kakeknya," impinya.

Para tamu yang hadir dalam pesta tersebut tak luput terjangkiti aura
kebahagiaan, itu nampak dari senyum, canda, dan keceriaan yang tak
hentinya sepanjang mereka berada di pesta. Bagi sanak saudara dan
kerabat orang tua kedua mempelai, bisa jadi momentum ini dijadikan
ajang silaturahim, kalau perlu rapat keluarga besar pun bisa
berlangsung di sela-sela pesta. Sementara teman dan sahabat kedua
mempelai menyulap pesta pernikahan itu menjadi reuni yang tak
direncanakan. Mungkin kalau sengaja diundang untuk acara reuni tidak
ada yang hadir, jadilah reuni satu angkatan berlangsung. Dan satu
lagi, bagi mereka yang jarang-jarang menikmati makanan bergizi plus,
inilah saatnya perbaikan gizi walau bermodal uang sekadarnya di amplop
yang tertutup rapat.

Nyaris tidak ada hadirin yang terlihat sedih atau menangis di pesta
itu kecuali air mata kebahagiaan. Kalau pun ada, mungkin mereka yang
sakit hati pria pujaannya tidak menikah dengannya. Atau para pria yang
sakit hati lantaran primadona kampungnya dipersunting pria dari luar
kampung. Namun tetap saja tak terlihat di pesta itu, mungkin mereka
meratap di balik dinding kamarnya sambil memeluk erat gambar pria yang
baru saja menikah itu. Dan pria-pria sakit hati itu hanya bisa
menggerutu dan menyimpan kecewanya dalam hati ketika harus menyalami
dan memberi selamat kepada wanita yang harus mereka relakan menjadi
milik pria lain.

Apa benar-benar tidak ada yang bersedih di pesta itu? Semula saya
mengira yang paling bersedih hanya tukang pembawa piring kotor yang
pernah saya ketahui hanya mendapat upah sepuluh ribu rupiah plus
sepiring makan gratis untuk ratusan piring yang ia angkat. Sepuluh
ribu rupiah yang diterima setelah semua tamu pulang itu, sungguh tak
cukup mengeringkan peluhnya. Sedih, pasti.

Tak lama kemudian saya benar-benar mendapati orang yang lebih bersedih
di pesta itu. Mereka memang tak terlihat ada di pesta, juga tak
mengenakan pakaian bagus lengkap dengan dandanan yang tak biasa dari
keseharian di hari istimewa itu. Mereka hanya ada di bagian belakang
dari gedung tempat pesta berlangsung, atau bagian tersembunyi dengan
terpal yang menghalangi aktivitas mereka di rumah si empunya pesta.
Mereka lah para pencuci piring bekas makan para tamu terhormat di
ruang pesta.

Bukan, mereka bukan sedih lantaran mendapat bayaran yang tak jauh
berbeda dengan pembawa piring kotor. Mereka juga tidak sedih hanya
karena harus belakangan mendapat jatah makan, itu sudah mereka sadari
sejak awal mengambil peran sebagai pencuci piring. Juga bukan karena
tak sempat memberikan doa selamat dan keberkahan untuk pasangan
pengantin yang berbahagia, meski apa yang mereka kerjakan mungkin
lebih bernilai dari doa-doa para tamu yang hadir.

Air mata mereka keluar setiap kali memandangi nasi yang harus terbuang
teramat banyak, juga potongan daging atau makanan lain yang tak habis
disantap para tamu. Tak tertahankan sedih mereka saat membayangkan
tumpukan makanan sisa itu dan memasukkannya dalam karung untuk
kemudian singgah di tempat sampah, sementara anak-anak mereka di rumah
sering harus menahan lapar hingga terlelap.

Andai para tamu itu tak mengambil makanan di luar batas kemampuannya
menyantap, andai mereka yang berpakaian bagus di pesta itu tak taati
nafsunya untuk mengambil semua yang tersedia padahal tak semua bisa
masuk dalam perut mereka, mungkin akan ada sisa makanan untuk
anak-anak di panti anak yatim tak jauh dari tempat pesta itu. Andai
pula mereka mengerti buruknya berbuat mubazir, mungkin ratusan anak
yatim dan kaum fakir bisa terundang untuk ikut menikmati hidangan
dalam pesta itu.

Sekadar usul untuk Anda yang akan melaksanakan pesta pernikahan, tidak
cukup kalimat "Mohon Doa Restu" dan "Selamat Menikmati" yang tertera
di dinding pesta, tapi sertakan juga tulisan yang cukup besar "Terima
Kasih untuk Tidak Mubazir". Mungkinkah?

Source :
Bayu Gawtama
http://gawtama.blogspot.com

Saturday, August 06, 2005

Renungan Buat Suami & Istri

Wahai sang suami�E.

· Apakah membebanimu wahai hamba Allah, untuk tersenyum di hadapan istrimu dikala Anda masuk ketemu istri tercinta, agar Anda meraih pahala dari Allah?!!

· Apakah membebanimu untuk berwajah yang berseri-seri tatkala Anda melihat anak dan istrimu?!!

· Apakah menyulitkanmu wahai hamba Allah, untuk merangkul istrimu, mengecup pipinya serta bercumbu disaat Anda menghampiri dirinya?!!

· Apakah memberatkanmu untuk mengangkat sesuap nasi dan meletakkannya di mulut sang istri, agar Anda mendapat pahala?!!

· Apakah termasuk susah, kalau Anda masuk rumah sambil mengucapkan salam dengan lengkap : "Assalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh" agar Anda meraih 30 kebaikan?!!

· Apa yang membebanimu, jika Anda menuturkan untaian kata-kata yang baik yang disenangi kekasihmu, walaupun agak terpaksa, dan mengandung bohong yang dibolehkan?!!

· Tanyalah keadaan istrimu di saat Anda masuk rumah!!

· Apakah memberatkanmu, jika Anda menuturkan kepada istrimu di saat masuk rumah : "Duhai kekasihku, semenjak Kanda keluar dari sisimu, dari pagi sampai sekarang, serasa bagaikan setahun".

· Sesungguhnya, jika Anda betul-betul mengharapkan pahala dari Allah walau Anda letih dan lelah, Anda mendekati sang istri tercinta dan menjimaknya, maka Anda mendapatkan pahala dari Allah, karena Rasulullah bersabda :"Dan di air mani seseorang kalian ada sedekah".

· Apakah melelahkanmu wahai hamba Allah, jika Anda berdoa dan berkata : Ya. Allah perbaikilah istriku dan berkatilah daku pada dirinya.

· Ucapan baik adalah sedekah.

· Wajah yang berseri dan senyum yang manis di hadapan istri adalah sedekah.

· Mengucapkan salam mengandung beberapa kebaikan.

· Berjabat tangan mengugurkan dosa-dosa.

· Berhubungan badan mendapatkan pahala.



Wahai sang Istri�E�E

· Apakah akan membahayakan dirimu, kalau anda menemui suamimu dengan wajah yang berseri, dihiasi senyum yang manis di saat dia masuk rumah.?

· Apakah memberatkanmu, apabila anda menghapus debu dari wajahnya, kepala, dan baju serta mengecup pipinya.?!! Apakah anda akan merasa sulit, jika anda menunggu sejenak di saat dia memasuki rumah, dan tetap berdiri sampai dia duduk.!!!

· Mungkin tidak akan menyulitkanmu, jika anda berkata kepada suami : "Alhamdulillah atas keselamatan Kanda, kami sangat rindu kedatanganmu, selamat datang kekasihku".

· Berdandanlah untuk suamimu -harapkanlah pahala dari Allah di waktu anda berdandan itu, karena Allah itu Indah dan mencintai keindahan- pakailah parfum, dan bermake up-lah, serta pakailah busana yang paling indah untuk menyambut suamimu.

· Jauhi dan jauhilah bermuka asam dan cemberut.

· Janganlah anda mendengar dan menghiraukan perusak dan pengacau yang akan merusak dan mengacaukan keharmonisanmu dengan suami.

· Janganlah selalu tampak sedih dan gelisah, akan tetapi berlindunglah kepada Allah dari rasa gelisah, sedih, malas dan lemah.

· Janganlah berbicara sama laki-laki dengan lemah-lambut, sehingga menyebabkan orang yang di hatinya ada penyakit mendekatimu dan mengira hal-hal yang jelek di dirimu.

· Selalulah berada dalam keadaan lapang dada, hati tentram, dan ingat kepada Allah setiap saat.

· Ringankanlah suamimu dari setiap keletihan, kepedihan dan musibah serta kesedihan yang menimpanya.

· Suruhlah suamimu untuk berbakti kepada ibu bapaknya.

· Didiklah anak-anakmu dengan baik. Isilah rumah dengan tasbih, tahlil, tahmid, dan takbir, perbanyaklah membaca Al-Quran terutama surat Al-Baqarah, karena surat itu dapat mengusir syeitan.

· Hilangkanlah dari rumahmu foto-foto, alat-alat musik dan alat-alat yang bisa merusak agama.

· Bangunkanlah suamimu untuk melaksanakan shalat malam, doronglah dia untuk melakukan puasa sunat, ingatkan dia akan keutamaan bersedekah, dan jangan anda menghalanginya untuk menjalin hubungan siraturrahim dengan karib kerabatnya.

· Perbanyaklah beristighfar untuk dirimu, suamimu serta kedua orang tua dan seluruh kaum muslimin. Berdoalah kepada Allah, agar dianugerahkan keturunan yang baik, niat yang baik serta kebaikan dunia dan akhirat. Ketahuilah sesungguhnya Rabbmu Maha Mendengar doa dan mencintai orang yang nyinyir dalam meminta. Allah berfirman : "Dan Rabbmu berkata : serulah Aku niscaya Aku penuhi doamu" (Al-Ghafir : 60).

Diambil dari kitab " Fiqh pergaulan suami istri " oleh Syeikh Mushtofa Al Adawi.